Beberapa alasan mengapa Inter banyak di benci :
1. Calciopoli
Skandal
pengaturan skor yang mengguncang dunia sepak bola Italia dan juga dunia
pada tahun 2006. Mungkin bisa dibilang mulai dari sini lah banyak
muncul kelompok “Anti Inter”. Skandal Calciopoli yang melibatkan
beberapa tim besar Serie-A,
Juventus
(degradasi ke Serie-A, dicopot gelar scudetto 2004-2005, Scudetto
2005-2006 dihibahkan ke Inter, atau yang biasa disebut “Scudetto of
Honesty” (juara dari kejujuran), karena Inter tidak terbukti bersalah
dalam skandal calciopoli)
Milan, Lazio , Fiorentina, Reggina (pengurangan poin di musim 2006-2007)
Semenjak
kasus Calciopoli ini persaingan Juventus dan Milan dengan Inter menjadi
meruncing. Sebelumnya ada 2 tim di Italia yang belum pernah turun ke
Serie-B (Juventus dan Inter), kemudian kini hanya Inter yang menjadi
satu satunya tim di Italia yang belum pernah turun ke divisi dibawah
Seria-A. Dimulai dari sini lah rasa kebencian suporter Juventus terhadap
Inter semakin bertambah.
Demikian
juga dengan Fans Milan (Milanisti), dengan dikurangi poin Milan di
musim 2006-2007, persaingan Scudetto di Italia di musim itu hanya
diperebutkan Inter dan AS Roma. Inter berhasil menyamai pencapaian Milan
pada musim 2008-2009, meraih Scudetto sebanyak 17 kali dibawah Juventus
(27 kali). Pada musim 2009-2010, Inter melangkahi perolehan Scudetto
Milan, Inter berhasil meraih Scudetto ke-18 nya menyamai rekor Juventus
dan Torino, merebut Scudetto 5 kali berturut-turut. Di tahun 2007 Inter
bahkan menorehkan rekor dengan 17 kemenangan beruntun di kompetisi
lokal. Inter menjadi raja baru Serie-A dari tahun 2006 hingga 2010.
Banyak pandangan yang menilai Inter sukses karena kasus Calciopoli.
2. Sedikitnya pemain Italia di Inter
Sebuah
kelompok terdiri dari orang-orang Italia dan Swiss (Giorgio Muggiani,
seorang pelukis yang juga merancang logo klub, Bossard, Lana, Bertoloni,
De Olma, Enrico Hintermann, Arturo Hintermann, Carlo Hintermann, Pietro
Dell’Oro, Hugo dan Hans Rietmann, Voelkel, Maner , Wipf, dan Carlo
Arduss) yang tidak terlalu suka akan dominasi orang-orang Inggris
& Italia di AC Milan dan mereka memutuskan untuk memecahkan diri
dari AC Milan. Nama Internazionale diambil dari keinginan
pendiri-pendirinya untuk membuat satu klub yang terdiri dari banyak
pemain dari negara-negara luar.
Hal
ini membuat banyak kritikan, Inter tidak bertujuan memajukan sepakbola
Italia karena Inter lebih fokus untuk membeli pemain jadi daripada
membina pemain dari akademi nya.
Inter mulai di benci Italia
3. Treble Winners
Puncak
prestasi Nerazzurri terjadi pada musim 2009/10 ketika meraih treble
(gelar juara Serie A, Coppa Italia dan Liga Champions) di bawah asuhan
Jose Mourinho. Di musim itu Inter berhasil mengalahkan wakil Jerman
Bayern Munich denga skor 2-0 melalui dua gol Diego milito. Tapi yang
membuat Inter dibenci adalah ketika di babak semifinal, Inter berhasil
mengalahkan Barcelona dengan skor agregat 3-2. Saat itu Barcelona begitu
diunggulkan akan mengatasi perlawanan Inter. Barcelona yang dianggap
tim terbaik dunia dengan sepakbola indah nya ala tiki taka, yang
sebelumnya merajai dunia sepakbola setelah musim sebelumnya berhasil
meraih 6 gelar dengan memenangi setiap kompetisi yang diikuti. Di babak
Semifinal leg-1, di kandang Inter di Giuseppe Meazza, Inter menang
dengan skor 3-1. Banyak pengamat menilai kemenangan Inter lebih
disebabkan oleh skuad Barcelona yang kelelahan akibat menempuh
perjalanan jauh lewat darat dengan menggunakan bus dari Barcelona ke
Milan. Hal itu terpaksa di lakukan karena meletusnya Gunung di kawasan
Eyjafjallajokull, Islandia yang menyebabkan sebagian bandara di Eropa
menunda keberangkatan pesawat karena abu letusan gunung tersebut yang
mengganggu penerbangan.
Di
leg ke-2 yang digelar di Nou Camp kandang Barcelona, Inter hanya kalah
dengan skor 1-0 sehingga unggul agregat 3-2, Inter melaju ke final Liga
Champions 2010. Disinilah awal kebencian dunia terhadap Inter. Di
Pertandingan itu, Jose Mourinho (Pelatih Inter) menerapkan taktik
bertahan total. Statistik pertandingan pun mancatat penguasaan bola
Barcelona : Inter, 90% : 10%. Menggambar dominasi Barcelona di
pertandingan itu.
Tapi
dunia lupa! Kenapa Mourinho menerapkan taktik seperti itu? Thiago Motta
dikartu merah pada menit ke-29, berkat kepintaran Sergio Busquet dalam
berakting. Saya juga menilai Morinho tidak bakal menerapkan permainan
seperti itu kalo 11 vs 11. Banyak pengamat sepakbola menuding Inter
telah merusak keindahan sepakbola karena tidak berusaha menyerang dan
hanya mempertahankan gawang nya supaya tidak kebobolan. Bukankah taktik
bertahan juga merupakan seni bermain bola? Barcelona tim yang dianggap
terbaik di dunia takluk oleh strategi bertahan yang diterapkan Inter.
Jika tim terbaik, harusnya bisa mengalahkan strategi seperti itu. Itulah
tingkat "Kejeniusan" seorang Jose Mourinho.
Pantaskah Inter dibenci?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar